Inilah Curhat Pendiri Path yang Pantang Menyerah

Pendiri dan CEO Path, Dave Morin. (Getty Images/Steve Jennings)
Jejaring sosial Path hingga kini terbilang masih perusahaan rintisan. Mereka berjuang untuk meraih pengguna dan berusaha meraih pendapatan dari layanan yang disediakan.

Pendiri sekaligus CEO Path, Dave Morin berkisah, ternyata ia sempat meragukan masa depan produknya. Karena, ketika Path berusia setahun, mereka hanya meraih sekitar 10 ribu pengguna.

"Itu bukan angka yang besar untuk kurun waktu 365 hari," ujar Morin dalam acara diskusi terbuka di Jakarta akhir pekan lalu.

Kala itu Path masih dalam masa percobaan yang fokus pada ponsel pintar, hanya bisa menampung 50 teman dan layanannya hanya sebatas pada publikasi foto saja.

Morin tidak lantas menyerah. Ia dan tim melakukan riset untuk mengetahui layanan macam apa yang sebenarnya dibutuhkan pengguna. Dari sana diketahui banyak pengguna yang gemar mempublikasi gambar unik serta berbagi musik yang mereka dengar.

Seketika tim Path merombak desain yang mencakup layanan berbagi musik dan film, check-in lokasi, hingga fitur sleep dan awake. Ini sekaligus menjadi diferensiasi Path dengan jejaring sosial lain.

"Setelah perombakan, benar saja, dalam waktu dua pekan, pengguna Path langsung melesat sebanyak 300 persen," lanjut Morin.

Perusahaan yang didirikan pada 2010 lalu di San Francisco, California, AS, ini akan melanjutkan fokusnya pada pasar perangkat mobile, meliputi ponsel pintar dan tablet. Dalam upaya menghasilkan uang, Path meraihnya dengan berjualan akun premium, berjualan stiker digital dan filter foto.

Terinspirasi dari Steve Jobs

Dalam kerja keras Morin mengembangkan Path, ia mengaku sangat terinspirasi oleh Steve Jobs sang pendiri Apple. Meski berbeda jenis layanan dan produk, Morin bakal mengikuti strategi Apple yang memberi layanan terbaik kepada pengguna dan mengutamakan kualitas produk.

"Dia (Steve Jobs) adalah inspirasi saya, khususnya dalam hal penciptaan inovasi. Saya besar menggunakan komputer Apple. Pekerjaan pertama saya adalah bagian pemasaran di Apple saat Jobs masih hidup," kenang Morin.

Morin memang sempat bekerja dalam divisi pemasaran di Apple. Ia juga sempat bekerja di Facebook.

Menurutnya, Apple dahulu tidak terobsesi menjadi perusahaan yang menguasai pangsa pasar, namun dengan modal produk dan layanan berkualitas, secara alami menimbulkan loyalitas pengguna dan meningkatkan pangsa pasar Apple.

“Sekitar 10 tahun lalu Apple hanya menguasai pangsa pasar yang kecil. Sekarang, sudah menjadi perusahaan teknologi tersukses berkat produk inovasinya yang berhasil mendapatkan loyalitas masyarakat," ujar Morin.

Saat ini, Path masih berjuang agar layanannya lebih dikenal warga dunia. Karena, sejauh ini, diakui Morin, Path hanya populer di sejumlah negara seperti Indonesia, Nigeria, dan kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi.

Di Indonesia, Path memiliki sekitar 4 juta pengguna. Sebanyak 80 persen di antaranya disebut Morin adalah pengguna aktif.

Tak heran jika mereka punya rencana membuka kantor di Indonesia pada awal 2015 dan saat ini sedang berupaya mencari seorang country manager.
     Sumber

GOSCEB

Saya adalah seorang blogger yang senang akan gosip yang sedang populer baik dalam negeri atau pun diluar negeri

Post a Comment