Lantas bagaimana dia bisa menjadi menteri? Ditilik dari latar belakang pendidikannya, Susi Pudjiastuti memang tidak memiliki gelar doktor, atau kesarjanaan. Ia berhenti dari sekolah menengah atas (SMA) dan hanya mengantongi ijazah sekolah menengah pertama (SMP).
Dalam hal urusan kedekatan dengan partai, nama Susi Pudjiastuti jauh dari garis merah kepartaian. Ia juga bukan seorang profesional karier. Misalnya, yang bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan kemudian menjabat. Bukan! Susi Pudjiastuti murni seorang pengusaha yang memulai usahanya dengan modal pas-pasan. Ia mengembangkan usahanya dari Jawa hingga ke luar negeri lewat PT ASI Pudjiastuti yang bergerak dalam bidang pengolahan perikanan.
Jika ditilik dari latar belakang pendidikannya, skor nilai Susi Pudjiastuti tidaklah baik. Pun begitu dalam hal tingkah laku. Dengan karakter Susi Pudjiastuti yang lantang berbicara, mengutarakan apa yang ada di pikirannya, pasti Susi tak akan menang jika diadu melawan Putri Indonesia. Tetapi soal prestasi, Susi Pudjiastuti bisa menjadi teladan.
Meskipun tak lulus SMA, bukan berarti bodoh, Susi sering menjadi dosen tamu di berbagai universitas dan perusahaan-perusahan besar dan berbicara sebagai entrepreneur, leader, dan lain sebagainya. Ia pun dipercaya sebagai Board of Directors di Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia bidang hubungan dalam negeri, serta menjadi Ketua Komisi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah pada KADIN.
Jika ditilik dari impiannya yang besar dalam bidang perikanan dan kelautan, nama Susi Pudjiastuti merupakan sosok harapan yang bisa menggebrak dari keterpurukan menjadi kejayaan. Bagaimana mungkin?
Setelah memutuskan keluar dari SMA, Susi Pudjiastuti memulai usahanya pada tahun 1983 sebagai pengepul ikan di daerah Cilalap, Jawa Tengah. Usahanya berkembang hingga Susi Pudjiastuti menguasai pasar Cilacap. Sebagai seorang wanita yang tak tamat SMA, ternyata sukses di pasar Cilacap tidak membuat dia berhenti. Susi Pudjiastuti kemudian mengembangkan usahanya ke daerah lain, yaitu Pangandaran, Jawa Barat.
Nasib mujur kembali mendatangi Susi Pudjiastuti. Ia juga berhasil mengembangkan usahanya tersebut di Pangandaran. Awalnya, hanya memperdagangkan ikan dan udang, Susi Pudjiastuti mulai melirik lobster sebagai komoditi ekspor. Lebih dari 90% pasar lobsternya dijual ke luar negeri, terutama Jepang.
Kini usahanya tak hanya berkembang pada urusan ikan. Bersama suaminya Susi mengembangkan bisnis pesawat, Susi Air. Awalnya pesawat hanya sebagai alat transportasi komoditi laut agar ikan cepat sampai dan tetap segar. Kini, Susi Air melayani bisnis pesawat carteran. Dari satu pesawat berkembang menjadi 50 pesawat. Mulai dari Cessna Grand Caravan, Piaggion Avanti II, Pilatus Porter, agusta Grand, Air Tactor, dornies, dan Diamond Twin Star.
Sebagai wanita dengan bekal ijazah SMP, Susi memiliki jabatan yang panjang. Susi Pudjiastuti merupakan CEO of PT. ASI Pudjiastuti (Marine), CEO of PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air), CEO of PT ASI Pudjiastuti Flying School (Susi Flying School), CEO of PT ASI Geosurvey, dan lain -lain.
Berbagai anugrah yang ia terima juga panjang. Ia banyak mendapat penghargaan dari berbagai pihak karena kisahnya yang menginpirasi, seperti: Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Young Entrepreneur of The Year 2005 dari lembaga keuangan Ernst & Young, Penghargaan Primaniarta sebagai UKM ekspor terbaik tahun 2005 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta Indonesia Berprestasi Award 2009 dari PT Exelcomindo, dan lain sebagainya.
Lantas apa impian terbesar Susi untuk dunia kelautan dan prikanan Indonesia? "Indonesia harus jaya di kelautan. 70% adalah laut. Dengan good will semua pihak, bisa," jelas Susi seperti dilansir dari merdeka.com
Post a Comment